Sate Bandeng |
Berwisata ke Banten rasanya kurang lengkap bila tidak mencicipi kelezatan sate bandeng, salah satu makanan khas di Banten. Bagi pecinta kuliner, makanan yang satu ini akan memberikan sebuah pengalaman menikmati menu makanan yang berbeda. Selain rasanya yang gurih, makanan ini juga akan memberikan kejutan tersendiri bagi yang baru merasakannya. Karena kita tak akan direpotkan dengan tulang-belulang yang biasanya terdapat pada ikan bandeng.
Makanan ini sudah dimasukkan pemerintah daerah sebagai salah satu menu makanan khas daerah. Dalam beberapa brosur wisata yang dibuat Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan (Disbudpar) Banten dan Disbudpar Serang, sate bandeng dijadikan sebagai menu makanan daerah yang dianggap bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Hingga kini masih cukup banyak warga Banten yang menjadikan sate bandeng sebagai salah satu menu makanan sebagai santapan mereka. Bahkan pada perayaan hari besar atau resepsi pernikahan bagi warga Banten, menu makanan ini menjadi semacam menu wajib yang harus tersaji di meja makan.
Tak ada yang mengetahui secara pasti, sejak kapan menu makanan yang satu ini ada. Namun berdasarkan beberapa warga, makanan ini merupakan gagasan dari Sultan Banten yang ingin menyajikan makanan dari ikan bandeng kepada para tamu kerajaan tanpa harus merepotkan tamu dalam memisahkan tulang ikan.
Cukup mudah bagi wisatawan yang hendak menikmati makanan ini. Sejumlah rumah makan di sekitar kawasan wisata Anyer, Cilegon, dan pusat kota Serang banyak yang menyajikan menu makanan ini sebagai andalannya. Bagi wisatawan yang ingin membelinya sebagai oleh-oleh, bisa mendapatkanya di sejumlah warung penyedia oleh-oleh khas Banten, misalnya di sekitar Pasar Buah Kemang, Serang, yang berada di dekat pintu tol timur Serang.
Makanan yang bisa bertahan 3 hingga 4 hari ini sangat cocok sebagai lauk pauk makanan. Untuk lebih menikmatinya, makanan yang satu ini sebaiknya disantap selagi masih hangat.
Bahan
- 1 ekor bandeng, ukuran sedang
- 4 sdm minyak untuk menumis
Haluskan
- 7 butir bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 4 buah cabai merah kriting
- 1 ½ sdt ketumbar
- ½ sdt jintan
- 2 cm lengkuas
- 2 cm kunyit
- 50 gram kelapa sedang, parut, sangrai
- 1 sdm gula pasir
- 30 ml air asam jawa
- 2 butir telur, kocok lepas
- 100 ml santan kental
- Daun pisang untuk membungkus
- Bambu untuk menjepit
Cara Membuat :
- bersihkan bandeng, kemudian patahkan tulang ekornya. Tarik keluar tulang punggung bandeng melalui lubang insang. Pukul-pukul badannya supaya daging terlepas dari kulitnya, kemudian keluarkan dagingnya dengan bantuan sendok kecil. Cincang daging bandeng, kemudian sangrai dengan api kecil sampai agak kecil. Sisihkan dan haluskan.
- panaskan minyak, tumis bumbu halus sampai harum dan matang. Masukkan ikan sangrai, kelapa sangrai, garam, gula pasir, dan air asam jawa. Aduk rata, angkat, biarkan uapnya menghilang. Masukkan telur dan santan, aduk rata.
- masukkan adonan isi melalui lubang insang dengan bantuan piping bag sampai badan ikan penuh. Jepit ikan bandeng dengan bilah bambu, ikat dengan bambu. Tutup badan ikan dengan sisa adonan, kemudian bungkus ikan dengan daun pisang. Panggang di atas bara api, sambil balik-balik sampai matang dan harum. Angkat, sajikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar